Penguatan Moderasi Beragama merupakan salah satu program prioritas Kementerian Agama agar nilai-nilai moderasi beragama bisa dijabarkan secara lugas dan jelas. Dalam kesempatan ini sosialisasi disampaikan oleh Bustanul Arifin S.Pd. M.Pd. Kasi Pendma Kementerian Agama Kabupaten Pasuruan, Rabu ( 14/12).
Kegiatan sosialisasi diikuti oleh seluruh pendidik dan tenaga kependidikan MTsN 1 Pasuruan bertempat di Aula Ma’had Darul Muttaqin.
Acara dibuka oleh Amin Tolibin, selaku waka kurikulum. Dan dilanjutkan dengan sambutan kepala madrasah , Herlina Sulistiani, M.Pd. tepat pukul 13.00 WIB.
Mengawali sosialisasi Penguatan Moderasi Beragama ini , Kasi Pendma menyampaikan latar belakang backgroud Indonesia yang sangat beragam, berbinneka baik dari suku, ras, budaya, agama, etnis, sehingga perlu adanya sikap saling menghargai, menghormati, tidak saling menghina dan membully satu sama lain. Lebih lanjut Bustanul menyampaikan bahwa menurut hasil riset tahun 2011 oleh Lembaga Survei Lembaga Kajian Islam dan Perdamaian tentang radikalisme dikalangan siswa dan guru PAI di Jabodetabek : 50 % setuju tindakan radikal, 25 % siswa dan 21% guru menyatakan pancasila tidak relevan, 84.8 % siswa dan 76.2% guru setuju dengan penerapan syariat Islam, 52.3 % siswa dan 14.2 % membenarkan serangan bom.
Dari gambaran di atas, maka perlunya pemahaman bagi kita selaku ASN dan pegawai Kementerian Agama untuk memahami Moderasi beragama secara komperehensif, dan tidak termakan isu-isu atau mudah terpapar radikalisme yang mem bahayakan diri sendiri bahkan keluarga kita, seperti beberapa peristiwa pengeboman yang terjadi di tanah air yaitu bom.Bali, JW Mariott, dan baru-baru ini di kantor Polisi Astana Anyar Bandung , “ungkap Kasi Pendma.
Suasana sosialisasi tidak terasa tegang karena disampaikan dengan diselingi humor sehingga para peserta tidak ada yang mengantuk. Hal penting yang perlu disadarkan pada diri kita sebagai pegawai Kementerian Agama /apalagi sebagai pendidik, kita mampu menjadi agen of chage bagi generasi bangsa agar mereka mengedepankan keseimbangan dalam hal keyakinan moral dan watak sebagai ekspresi sikap keagamaan individu atau kelompok tertentu di tengah keberagaman dan kebhinekaan fakta sosial yang melingkupi kita. ( Tya)