Kab. Pasuruan (MTsN 1 Pasuruan)
Dalam rangka mengimplementasikan Kurikulum Merdeka di satuan pendidikan, MTsN 1 Pasuruan melakukan berbagai kegiatan. Selain mengikuti workshop, Bimtek yang sudah beberapa kali dilakukan, kali ini giliran menyambangi MTsN 6 Malang untuk studi tiru disana.
Kedatangan tim MTsN 1 Pasuruan disambut hangat oleh Dr. Sutirjo, Kamad MTsN 6 Malang, Senin (20/2). Acara penyambutan study tiru ini dilakukan di Aula serbaguna. Pukul 08.45 WIB acara dimulai. Diawali sambutan kepala MTsN 1 Pasuruan, Dra. Herlina Sulistiani, M.Pd. “Kedatangan kami ke sini tidak lain, adalah untuk siturrahmi menyambung persaudaraan, selain itu ingin belajar bersama terkait dengan bagaimana implementasi kurikulum merdeka yang sudah berjalan di MTsN 6 Malang ini, untuk selanjutnya dapat kami adopsi di tempat kami utamanya dalam penyusunan modul P5P2RA , “ucap Herlina dalam sambutannya.
Acara dilanjut dengan sambutan kamad dan pemaparan program madrasah, sekaligus IKM yang sudah diberjalan di MTsN 6 Malang oleh Dr. Sutirjo. “Program dari madrasah kami ini ada tiga :
- Peningkatan kualitas pembelajaran (KBM), untuk itu kita menerapkan kebijakan ;
a. KBM tidak boleh kosong, jika gurunya sakit, maka harus ada yang menggantikan, bisa dari guru serumpun.
b. Guru tidak boleh telat masuk kelas
c. Guru/ tendik tidak boleh telat datang ke madrasah. - Peningkatan SDM
- Peningkatan kualitas layanan.
Dalam menerapkan ketiga hal di atas tentunya mengikuti perkembangan zaman dan tehnologi dengan menerapkan 3 A : Amati, Adaptasi, Aksi. Serta menyandingakan berbagai kegiatan dengan prinsip 3 M : Murah, Meriah, Menginspirasi, ” papar kepala madrasah pemilik jargon ABHIKARSYA ini.
“Selanjutnya dalam Implementasi Kurikulum Merdeka di MTsN kami dimulai dari tahap sosialisasi, perencanaan (plan), pelaksanaan (do), presentasi , dan dilanjut evaluasi. Dalam prakteknya dibuat sesimpel mungkin, merdeka / bebas, yang penting dilakukan, ungkap Dr. Sutirjo
Tim MTsN 1 Pasuruan juga diajak untuk menyaksikan presentasi dari kelompok yang sudah melaksanakan proyeknya yakni Studi observasi di mushollah Pasar Kepanjen. Dalam proyeknya siswa/siswi dalam kelompok melakukan bersih-bersih mushollah, mencuci mukenah dan sarung atau peralatan sholat di mushollah tersebut yang sebelumnya kurang terurus. Melalui kegiatan ini bisa memunculkan karakter, meningkatkan kepedulian kepada lingkungan sekitar madrasah, gotong royong, kerja keras, semangat sehingga karakter-karakter positif akan terbangun sesuai ruh dari kurmer. Mereka juga memaparkan bagaimana proses awal menyusun proyek ini mulai dari membuat proposal, mengajukan ijin ke tamir Mushollah, sampai pada proses pelaksanaan, pembuatan laporan dan presentasinya.
Tentunya dalam prakteknya di lapangan proses pembuatan proyek tidak lepas dari peran serta pembimbing akademik dan orang tua. Dalam aktualisasinya di lapangan peran serta pembimbing akademik sangat besar dalam melakukan pembimbingan, komunikasi dengan orang tua pihak eksternal, maupun pengawasan, selain itu dukungan orang tua tidak kalah penting. Dalam pelaksanaannya pembelajaran berbasis proyek yang dilakukan melibatkan berbagai unsur di antaranya adalah madrasah dalam hal ini guru, orang tua, masyarakat, pemerintah
dan unsur-unsur lainnya yang terkait. Melalui Implementasi Kurikulum Merdeka ini diharapkan mampu memberikan pembelajaran yang bermakna dan sesuai dengan tuntutan zaman. (Tya)