Kab. Pasuruan (MTsN 1 Pasuruan) Menyongsong kurikulum merdeka atau kurikulum prototipe menjadi hal yang baru di dunia pendidikan saat ini. Adanya perubahan kurikulum dari yang sebelumnya perlu kemudian direspon lembaga pendidikan. Dalam hal ini MTsN 1 Pasuruan mengadakan workshop dengan menggandeng narasumber dari HAFECS.
Workshop yang diadakan pada hari Senin ( 20/6) ini diikuti oleh seluruh pendidik MTsN 1 Pasuruan. Workshop dimulai pukul 08.00 WIB dan bertempat di Ma’had Darul Muttaqin
Acara diawali dengan sambutan kepala madrasah, “Dalam kesempatan ini kita mendapatkan rezeki yang luar biasa karena bisa bekerjasama dengan HAFECS, sebuah lembaga pelatihan yang bergerak di bidang pendidikan yang sedang mengadakan tour di wilayah Jawa Timur, kami berharap
Tentunya dari workshop ini dapat memberikan pemahaman kepada para pendidik di MTsN 1 Pasuruan ini dalam menghadapi perubahan kurikulum saat ini, yaitu kurikulum merdeka, seperti apa dan bagaimana penerapannya di lapangan semoga nanti bisa memberikan pencerahan bagi para pendidik di MTs kami, ” ungkap Herlina Sulistiani mengawali sambutannya.
“Dan saya berharap supaya kegiatan ini bisa diikuti sampai selesai, karena nanti kita juga akan belajar membuat modul ajar yang akan diterapkan dalam pembelajaran,” imbuh ibu dua anak ini.
Tim HAFECS terdiri dari Aan K Prasetyia sebagai fasilitator dan Taufik Hidayat sebagai narasumber. Mengawali pemaparannya Aan, alumni UM dan Pasca sarjana ITB ini, memulai dengan memberikan motivasi kepada seluruh peserta workshop dengan senam otak, dan beberapa ice breaking agar peserta semangat mengikuti kegiatan ini.
Kemudian dilanjut pemaparan materi oleh Taufik Hidayat, S. Si.
“Bapak/ibu sekalian apa yang terbersit dalam benak bapak/ibu tentang merdeka, “Taufik membuka pertanyaan kepada peserta,
Ada yang menjawab bebas, tidak terikat, lebih leluasa, dsb. Pertanyaan itupun dijawab oleh peserta dengan jawaban yang beragam. Pada prinsipnya dalam kurikulum merdeka merupakan pedoman pembelajaran dalam kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan tertentu melalui Project, Penguatan Profil Pelajar Pancasila.
Dalam prakteknya guru nantinya tidak lagi membuat RPP namun modul ajar yang didalamnya meliputi: Materi, Tujuan Pembelajaran, Pemahaman bermakna/Pembelajaran bermakna Pertanyaan pemantik, sampai nanti pada penilaian.
Dalam satu materi atau KD diharapkan peserta didik dapat membuat proyek contohnya seperti laporan observasi atau penelitian sederhana, laporan hasil wawancara atau sejenisnya. Selain itu dalam kurikulum merdeka ini diharapkan muncul penguatan profil pelajar pancasila, dimana di dalamnya mencakup enam (6) profil pelajar pancasila yaitu :
- Beriman dan bertaqwa kepad Tuhan YME
- Kebinekaan global
- Gotong Royong
- Mandiri
- Kreatif
- Bernalar kritis
Selain materi pengenalan kurikulum merdeka pada sesi 2 dilanjutkan dengan materi Pedagogical Conten Knowledge (PCK) dan HOTs.
Kedua materi ini disajikan oleh pria alumni Universitas Lambung Mangkurat ini dengan gamblang. Taufik menyajikan gambar terlait dua versi cara mengajar guru yang berbeda, gambar 1 menyajikan materi langsung pada kontennya, sedangkan gambar 2 guru mengaitkan dengan kehidupan sehari-hari ( kontekstual). “jadi bapak/ibu sesungguhnya kita bisa menyajikan pembelajaran yang mudah dipahami oleh siswa dengan memulainya dengan mengaitkan materi dengan kehidupan mereka sehari-hari baru kemudian kita masuk ke kontennya, inilah yang dimaksudkan dengan PCK, ” papar pria lulusan terbaik dan pengajar di Global Islamic Boarding School (GIBS) ini dengan gamblang. Materi dilanjut dengan HOTs dan praktek membuat modul ajar.
Acara berlangsung sangat cepat, tak terasa waktu pukul 15.00 menandai berakhirnya acara workshop. Acara kemudian ditutup dengan doa oleh Drs. Mahmud, M. Pd. I, pengawas Kemenag Kab. Pasuruan dan dilanjut foto bersama. ( Tya)