Hadir Sebagai Inspirasi
Pasuruan-Sabtu, 2 Agustus 2025, MTsN 1 Pasuruan menyelenggarakan pembinaan tentang kurikulum yang digagas oleh Kementerian Agama, yaitu Kurikulum Cinta oleh Kasi PendMa Kementerian Agama Kabupaten Pasuruan, Bapak H. Bustanul Arifin, S.Pd., M.Pd. Kegiatan ini diikuti oleh seluruh tenaga pendidik dan kependidikan MTsN 1 Pasuruan.
Transformasi pendidikan di Indonesia terus berlangsung sebagai respons terhadap kompleksitas tantangan kontemporer. Kurikulum Cinta yang dicanangkan Kementerian Agama Republik Indonesia muncul sebagai inovasi strategis untuk menanamkan nilai kasih sayang, empati, dan harmoni dalam pembelajaran di lembaga pendidikan Islam. Kebijakan ini merupakan tanggapan terhadap fenomena degradasi moral, peningkatan intoleransi, dan kekerasan yang melibatkan generasi muda. Melalui implementasi Kurikulum Cinta, Kemenag berupaya menciptakan lingkungan pendidikan dengan pendekatan humanis yang menyeimbangkan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. Pendidikan yang terfokus pada aspek kognitif tanpa memperhatikan dimensi afektif dan spiritual cenderung menghasilkan individu yang cerdas intelektual namun lemah dalam kecerdasan emosional dan spiritual. Dalam pembinaannya, Kasi PendMa Kementerian Agama Kabupaten Pasuruan, Bapak H. Bustanul Arifin, S.Pd., M.Pd menyampaikan urgensi pembentukan karakter siswa yang moderat, toleran, dan memiliki kepedulian sosial “ Kurikulum cinta harus betul betul diimplementasikan dalam pembelajaran sebagai penguatan nilai cinta dalam kehidupan, tidak hanya kepada Allah Rasulullah, namun juga kepada orang tua, kepada sesama, kepada lingkungan dan pada tanah air”, ungkap Kasi PendMa dalam sambutannya.
Moderasi beragama dan kurikulum cinta adalah dua konsep yang saling berkaitan dalam upaya membangun pendidikan karakter yang inklusif dan toleran. Kasi PendMa juga menambahkan tentang tujuan implementasi Kurikulum Cinta “Kurikulum cinta dapat menjadi sarana efektif untuk mengimplementasikan moderasi beragama di lingkungan pendidikan. Dengan menanamkan nilai-nilai cinta, siswa akan lebih mudah memahami dan menghargai perbedaan, serta menjauhi sikap intoleran, seperti tindakan kekerasan maupun bullying”. Moderasi beragama dan kurikulum cinta diharapkan saling melengkapi dalam upaya membentuk generasi muda yang cerdas, berakhlak mulia, dan cinta tanah air.
Antusiasme tenaga pendidik dalam mengikuti kegiatan ini sangat penting, mengingat mereka adalah pelaksana utama kurikulum di kelas. Tidak hanya bertugas menyampaikan materi pelajaran, tenaga pendidik juga menjadi pembimbing yang membangun kedekatan emosional dengan siswa, menanamkan nilai-nilai kasih sayang, dan menciptakan lingkungan belajar yang aman serta penuh empati. (Humas)
#KementerianSemuaAgama