Hadir Sebagai Inspirasi
PASURUAN – Suasana peringatan Hari Pahlawan di MTsN 1 Pasuruan terasa berbeda dan lebih berwarna pada Senin (10/11/2025). Tidak seperti upacara bendera biasa, lapangan utama madrasah dipenuhi oleh dewan guru, tenaga kependidikan, dan para siswa yang mengenakan pakaian bernuansa pahlawan, lengkap dengan atribut perjuangan tempo dulu. Dalam balutan khidmat, Kepala Madrasah MTsN 1 Pasuruan, Bapak Yasir, S.Ag., M.Pd., yang bertindak sebagai Pembina Upacara, menyampaikan amanat mendalam tentang tiga nilai fundamental yang diwariskan para pahlawan, yakni kesabaran, keikhlasan, dan visi masa depan.
Upacara yang dimulai tepat pukul 07.30 WIB itu berlangsung dengan tertib. Para peserta upacara, yang tampil unik dengan kostum pejuang, laskar santri, hingga tenaga medis era perjuangan, tampak antusias mengikuti seluruh rangkaian acara.
Dalam amanatnya, Yasir, S.Ag., M.Pd., menekankan bahwa kemerdekaan yang dirayakan setiap tahun bukanlah hadiah yang jatuh dari langit. Beliau mengajak seluruh civitas akademika untuk merenungkan harga mahal yang telah dibayar oleh para pendahulu bangsa.
“Para pahlawan mengajarkan kepada kita bahwa kemerdekaan tidak jatuh dari langit,” ujar Bapak Yasir. “Kemerdekaan lahir dari kesabaran, keberanian, kejujuran, kebersamaan, dan keikhlasan. Nilai-nilai inilah yang harus kita rawat.”
Bapak Yasir memaparkan tiga hal esensial yang patut diteladani dari para pahlawan bangsa. Pertama adalah kesabaran. Menurutnya, kesabaran para pahlawan adalah kesabaran yang aktif dan strategis.
“Mereka sabar menempuh ilmu, sabar menyusun strategi, sabar menunggu momentum, dan sabar membangun kebersamaan di tengah keterbatasan. Bahkan, mereka tetap bersabar meski menghadapi perbedaan pandangan dan jalan perjuangan,” jelasnya. Beliau menegaskan, dari kesabaran itulah lahir kemenangan, karena kemerdekaan tidak diraih dengan tergesa-gesa.
Teladan kedua adalah keikhlasan dan kerendahan hati setelah meraih kemenangan. Bapak Yasir menyoroti fakta sejarah bahwa setelah kemerdekaan diproklamasikan, para pahlawan tidak lantas berebut kekuasaan atau menuntut kompensasi atas jasa mereka.
“Setelah kemerdekaan, para pahlawan tidak berebut jabatan, tidak menuntut balasan. Mereka justru kembali ke rakyat, mengajar, membangun, menanam, dan melanjutkan pengabdian,” tutur Bapak Yasir. Hal ini, lanjutnya, menjadi pengingat bahwa kehormatan sejati tidak terletak pada status. “Letak kehormatan sejati bukan pada posisi yang dimiliki, tetapi pada manfaat yang ditinggalkan.”
Keteladanan ketiga yang paling krusial adalah pandangan jauh ke depan (visi). Para pahlawan, kata Bapak Yasir, tidak berjuang hanya untuk zaman mereka. Darah dan air mata mereka diteteskan untuk generasi yang bahkan belum lahir.
“Para pahlawan berjuang untuk generasi yang akan datang, untuk kemakmuran bangsa yang mereka cintai, dan menjadikan perjuangan ini sebagai bagian dari ibadah. Darah dan air mata mereka adalah do’a yang tak pernah padam. Bagi mereka, menyerah berarti meninggalkan amanat kemanusiaan,” pungkasnya.
Upacara peringatan Hari Pahlawan di MTsN 1 Pasuruan ini ditutup dengan doa bersama. Penggunaan kostum bernuansa pahlawan tidak hanya membuat seremoni menjadi unik, tetapi juga berhasil menjadi media visual yang kuat untuk menanamkan nilai-nilai yang disampaikan dalam amanat pembina upacara. (HUMAS)
#KementerianSemuaAgama





